سم الله الرحمن الرحيم
MEANING OF LIFE
Hidup adalah definisi dari bergerak nya mahkluk ciptaan dari sang Pencipta. Ketika kita di hidupkan maka ruh sebagai baterai yang menstimulasi senyawa organ atau bagian dari tubuh yang digerakkan maka akan muncul rasa dan perasaan pemilik tubuh kemudian jiwa adalah sebagai pengemudi nya sehingga dimana si pengemudi mengendalikan bagian tubuh nya mau diarahkan ke kanan atau ke kiri bahkan ke depan ataupun mundur tergantung si pengemudi nya.
1. Ruh / nyawa ( milik sang Maha Pencipta)
2. Jasad / tubuh kasar ( bagian tubuh/kerangka)
3. Jiwa / An nafs ( yang diminta pertanggung jawaban)
Ketika dimana hidup dijalani baik dengan cara yang benar ataupun tidak benar maka si pengemudi lah yang bertanggung jawab suatu hari kelak...
Manifestasi kehidupan sangatlah indah, perlu di ingat ketika proses kehidupan itu bermula dari ditiupkan Ruh ke alam rahim seorang perempuan lalu mengalami proses 3 siklus didalam nya (9 bulan) yang mana akan terlahir dalam alam dunia sebagai janin (insan yang fitrah).
Dari awal yang merangkak tertatih-tatih lalu mulai beranjak jalan perlahan sambil sesekali memegang raihan tangan yang bisa digapai nya setelah nya akan berlari perlahan lalu semakin cepat, lama kelamaan akan berhenti seiring lelahnya nafas dari raga nya.
![]() |
| Mirror Of Purpose |
Keberadaan dirinya selaku insan nan fitrah berangsur-angsur merasakan dan mengalami noda-noda/noktah (ron) dosa baik yang disengaja maupun yang tak disengaja. Ibarat cermin yang berawal dipakai begitu mulus nan bersih mampu memantulkan kesucian wajah namun lambat laun cermin itu akan menjadi buram serta bernoda. Apa yang senantiasa diharapakan selaku insan nan fitrah agar kembali ke jalan nya semula ( shirotalladzi na'amta 'alaihiim ) yang mana jalan yang sudah digariskan.
An Nafs atau jiwa itu diperlengkapi oleh Allah S.W.T dengan 3 unsur kekuatan, ketiga unsur kekuatan ini memiliki sifat yang berlain-lainan dan tiap-tiap unsur berusaha untuk menguasai unsur kekuatan lainnya.
ketiga unsur kekuatan yang terdapat dalam An Nafs :
- Syahwat atau Lauwamah dalam ilmu kesehatan dinamakan darah hitam, adapun karakter sifatnya seperti KUSTA (Rakus dan Tamak), pemalas atau fasik.
- Ghodob atau Amarah dalam ilmu kesehatan dinamakan darah merah, adapun karakter sifatnya seperti sombong dan tempramental. Tabiatnya kejam dan buas, senang dipuji (ri'a) dan mementingkan diri sendiri, suka menjerumuskan orang lain untuk kesenangan diri sendiri.
- Natiqoh atau Muthmainnah dan dalam ilmu kesehatan dinamakan darah putih, adapun sifatnya arif bijaksana, tenang dan berwibawa. Tabiatnya suka menerima ilmu, suka menolong dan kasih sayang.
Sesuai dengan yang tersebut diatas, maka jelaslah bahwa yang harus bertanggung jawab atas segala amal perbuatan manusia dihadirat Rabbul Izzati diakhirat kelak adalah An Nafs atau jiwa, sesuai dengan Firman Allah S.W.T dalam surah Az Zumar ayat 70 :
وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ
Artinya: Akan dihadapkan tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Insan itu memiliki 3 kekuatan dalam benak nya dan 3 unsur nafsu didalam hati nya :
3 Kekuatan Dalam Benak :
- Kekuatan Aqal : Aqal maknanya Timbangan, guna nya untuk menimbang sesuatu hal atau keadaan yang sedang dihadapi inilah kemampuan insan dalam memilih dan memilah baik dan buruk
- Kekuatan Fikr : Fikr makna nya Perhitungan, guna nya untuk memperhitungkan untung dan rugi kemampuan insan dalam menghitung rugi dan untung jika dilakukan.
- Kekuatan Dzikr : Dzikr maknanya Ingatan, gunanya untuk mengingat-ingat sesuatu atau keadaan, kejadian, pekerjaan yang telah lalu. Kemampuan insan yang meliputi 2 kekuatan diatas untuk senantiasa menyelimuti dalam naungan Ilahi Robbi.
Dalam hidupnya sehari-hari manusia itu senantiasa menggunakan otaknya, baik ia belajar, mengajar, berbicara, bekerja dan lain sebagainya. Seseorang yang takjub atau kagum akan keindahan alam yang dilihatnya, ia juga menggunakan otaknya untuk menampung pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Maka tierbitlah pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana terjadinya dan siapa yang menjadikannya. Dengan kekuatan otaklah, manusia dapat mengenal sesamanya dan dengan kekuatan otak pula manusia mengadakan perhubungan dengan sang Pencipta Allah S.W.T
Qs : Al-Baqarah : 63
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَۗ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنٰكُمْ بِقُوَّةٍ وَّاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ٦
(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah (rebutlah olehmu kekuatan) apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.”
Dengan ayat tersebut diatas jelaslah kiranya manusia itu dikaruniai Allah S.W.T otak yang diperlengkapi dengan kekuatan-kekuatan.. Dan dengan kekuatan itulah yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang sempurna, melebihi makhluk lainnya, yang mana dalam bahasa Arab kekuatan itu dinamakan "QUWWATUL INSANIYAH".
Inilah makna kehidupan kita sebagai manusia yang sepatutnya selalu senantisas bersyukur atas nikmat yang Allah S.W.T berikan.



